UPAYA MEWUJUDKAN KEPUASAN KARYAWAN
Written by Heri Susanto on Sabtu, Februari 02, 2008Menghindari konflik antara karyawan dengan perusahaan memang bukanlah hal yang mudah. Di era reformasi dan globalisasi pada saat ini berunjuk rasa, mogok kerja, sepertinya menjadi pilihan yang populer bagi para karyawan untuk mendapatkan hak-hak mereka. Simak saja kasus PLN dan PT Freeport Indonesia serta Perusahaan pesawat terbang Boeing di Eropa yang merupakan Negara maju serta masih banyak kasus lainnya yang menjadi gambaran rumitnya pengelolaan sumber daya manusia di seluruh Dunia. Dalam melakukan pengelolaan sumber daya manusia,
Serikat Karyawan Jasa Marga maupun Manajemen perlu memiliki paradigma yang baru. Perubahan paradigma ini mencakup kebijakan (policy), praktek pendayagunaan dan pengembangan yang berkesinambungan, mulai dari perekrutan hingga pensiun. Upaya pengembangan perlu diarahkan hingga setiap individu dapat meningkatkan kontribusinya secara maksimal di tempat kerja, lingkungan sosial, hingga kehidupan rumah tangganya (Great Contribution Principle). Perusahaan seharusnya tidak hanya mementingkan kepuasan pelanggan (customer satlsfaction) dan kepuasan pemegang saham (shareholder satisfaction), namun perlu pula memikirkan kepuasan karyawan (employee satisfaction).
Dalam pengelolaan karyawan pada saat ini di era Good Corporate Governance sebaiknya manajemen perusahaan melakukan total improvement principle. Sedapat mungkin semua karyawan diikutsertakan dalam setiap keputusan dan program sesuai dengan tingkatannya agar setiap karyawan merasa sebagai bagian dari program (subyek), bukan hanya sebagai obyek, Manajemen pun harus menekankan pada pentingnya konsep Role and Talent Based Principle, yaitu penugasan dan pemberian beban kerja yang mengasah bakat (talenta) serta kompetensi karyawan untuk mencapai Visi perusahaan yang modern. Karena itu dalam proses perekrutan harus dipilih karyawan yang mempunyai karakter (attitude) dan Misi hidup (personal mission) yang sesuai dengan Visi dan Misii perusahaan. Menciptakan budaya super team dengan memberi perhatian pada aspek kerjasama, mulai dari pemberian tugas, kriteria penilaian sampai penghargaan perlu pula diperhatikan karena pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial sudah di desain sebagai team.
Dalam pengelolaan karyawan pada saat ini di era Good Corporate Governance sebaiknya manajemen perusahaan melakukan total improvement principle. Sedapat mungkin semua karyawan diikutsertakan dalam setiap keputusan dan program sesuai dengan tingkatannya agar setiap karyawan merasa sebagai bagian dari program (subyek), bukan hanya sebagai obyek, Manajemen pun harus menekankan pada pentingnya konsep Role and Talent Based Principle, yaitu penugasan dan pemberian beban kerja yang mengasah bakat (talenta) serta kompetensi karyawan untuk mencapai Visi perusahaan yang modern. Karena itu dalam proses perekrutan harus dipilih karyawan yang mempunyai karakter (attitude) dan Misi hidup (personal mission) yang sesuai dengan Visi dan Misii perusahaan. Menciptakan budaya super team dengan memberi perhatian pada aspek kerjasama, mulai dari pemberian tugas, kriteria penilaian sampai penghargaan perlu pula diperhatikan karena pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial sudah di desain sebagai team.
Pihak manajemen harus memahami tuntutan SDM zaman sekarang berbeda dengan masa lampau. Jika dulu perhatian bisa dilakukan sekali seminggu oleh atasan, sekarang mesti lebih sering dan lebih mendalam. Perubahan perhatian muncul karena tantangan kerja sekarang yang meningkat. Begitu juga dengan persaingan. Jadi atasan perlu melakukan dialog dan jangan cuma bicara masalah pekerjaan.
Pada akhirnya dengan menerapkan pola seperti yang telah di jabarkan tadi maka di harapkan konflik-konflik tajam bisa dihindari selama manajemen perusahaan tidak berfokus hanya sebatas hak dan kewajiban saja, melainkan menghargai harkat dan martabat setiap individu.