MENGAMATI WEBSITE

Written by Heri Susanto on Minggu, Desember 07, 2008

Gema lomba dalam rangka memberikan apresiasi kepada para karyawan semakin menggelegar di salah satu Perusahaan terkemuka di negeri ini. Terobosan yang inovatif dalam menyelenggarakan hajat ini patut diacungi jempol. Namun inovasi yang menggunakan jejaring internet belum menandai azas transparansi yang sesungguhnya. ‘Pengelola website’ dalam ajang ini masih tidak tahan kriktik atas komentar dan pertanyaan para karyawan yang mencermati ajang ‘award’ ini.

Bila pekan lalu jumlah karyawan yang memberikan komentar dan pertanyaan baru mencapai angka 6, pekan ini tidak melampaui angka 1. Bahkan kalau metode pengelola ini tidak interaktif, jumlah pesertanya jauh dari yang diharapkan.

Pengelola website ini sepatutnya adalah karyawan yang lebih inovatif dan informatif dibandingkan dengan para peserta ajang ini, bukan malah sebaliknya. Ajang ini merupakan jawaban terhadap tuntutan perkembangan perusahaan yang lebih modern.

Berbeda dengan harapan sebagian besar para karyawan yang menginginkan adanya media informasi yang interaktif, manajemen pengelola website tersebut justru menutup ruang interaktif dalam media itu. Pengeloa Website hanya berani menampilkan komentar dan pertanyaan karyawan tanpa adanya jawaban. Terkesan website tersebut hanya mementingkan kulitnya tanpa menguasai kaidah – kaidah jurnalistik dalam dunia maya.

Sudah berkali-kali komentar dan pertanyaan yang mengkritisi ajang “Award” ini kencang disuarakan, tetapi lenyap tidak menentu. Lenyap karena pengelola website ini hanya berani menampilkan komentar dan pertanyaan yang bernada “ABS”, lenyap karena ancaman, dan lenyap karena 'saling pengertian' yang tidak sama dengan understanding. Ada karyawan yang memaksakan pengertian dan ada pula yang rela menerima pengertian, walaupun tidak seluruhnya benar.

Komentar di dalam website harus dilihat sebagai hak karyawan. Karena hak bisa digunakan, bisa juga tidak. Ketika sebuah hak dijamin dengan undang-undang, hak itu haruslah diabdikan bagi kebutuhan dan alasan yang sangat penting. Tidak bisa hak dipakai untuk sekadar memperoleh bargaining.

Karena masing-masing memiliki hak, pengelola website berhak menjelaskan dan karyawan berhak bertanya, tidak perlu ada ketakutan sedikit pun terhadap pertanyaan dan komentar karyawan di dalam website tersebut. Pengelola website tidak boleh takut menggunakan hak jawabnya. Dan manajemen, dalam hal ini pengelola website, tidak boleh takut menghadapi pertanyaan dari karyawan. Jadi kedua pihak harus sama-sama memiliki keyakinan untuk melihat komentar dan pertanyaan para karyawan sebagai hal yang biasa-biasa saja, bukan luar biasa.

Manajemen dalam hal ini "pengelola website" harus menghadapinya dengan santai. Tidak boleh, misalnya, menggagalkan komentar dan pertanyaan yang sudah di upload karyawan dengan tidak berani menampilkannya dalam website tersebut.

Sekali-sekali manajemen perlu memperlihatkan kepada karyawan secara langsung dalam sebuah tanya jawab yang cerdas dan benar. Sebab, karyawan yang vokal bukan manusia sempurna yang memonopoli kebenaran. Mereka juga bisa salah membaca gejala dan persoalan. Penjelasan yang cerdas, benar, dan berani akan memperkuat citra bahwa manajemen berpihak pada kebenaran, bukan kepada kompromi-kompromi tentang kebenaran.

Demikian pula manajemen. Komentar dan pertanyaan kritis yang terlalu sering dimatikan oleh “oknum manajemen” akan merusak citra manajemen juga. Bila terus berkompromi karena lobi politik kantor, lama-kelamaan karyawan yang vokal menobatkan dirinya sebagai alat kelengkapan manajemen yang keliru. Padahal karyawan yang vokal dan manajemen adalah sesama karyawan di dalam perusahaan ini yang memiliki independensi tinggi.

Pengelola website pun demikian. Pengelola website ini akan mengubah dirinya sebagai corong kekuasaan yang sangat keliru bila setiap komentar dan pertanyaan dari karyawan dihadapi dengan penuh ketakutan.

Jadi “karyawan yang vokal” dan “manajemen pengelola website” harus mengatakan dengan kepercayaan diri yang besar bahwa pertanyaan dan komentar yang kritis bukanlah hal yang sangat menakutkan. Karyawan tidak boleh takut bertanya dan memberikan komentarnya, dan manajemen pengelola website tersebut tidak perlu takut menjawab.***** Walahualam bi shawab

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
 
Google
 

LINK