FENOMENA PENGEMBANGAN SDM DI " PT JAIM"
Written by Heri Susanto on Jumat, Januari 25, 2008Pada saat ini kebanyakan karyawan di "PT JAIM" ini nyaris tidak pernah kehilangan 'amunisi' untuk membicarakan hasil test penjenjangan kelas jabatan. Hal itu bisa dimaklumi karena kualitas SDM merupakan salah satu jantung perusahaan. Hanya perusahaan yang mampu membangun sistem pengembangan SDM yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul, yang pada gilirannya akan menjadikan perusahaan ini menjadi perusahaan yang modern dengan tingkat peradaban tinggi. Sebaliknya, perusahaan dengan persoalan pengembangan SDM yang sangat ruwet dan sistem karir planning semrawut, bakal menghasilkan mutu SDM yang kalah bersaing serta tingkat peradaban yang juga rendah.
Sistem penjenjangan kelas jabatan di "PT JAIM" adalah contoh yang semrawut itu. Tidak ada arah yang jelas. Ia bergantung kepada siapa yang berkuasa. Berganti pimpinan, berganti kebijakan, berganti pula pola test nya. Bahkan, terjadi pemaksaan kehendak, yaitu adanya point dari pola penilaian karyawan harus mengikuti kegiatan GKM yang tidak ada pola pembinaannya yang jelas. Tidak adanya pola pembinaan yang jelas ini mengakibatkan berbagai hasil aplikasi GKM pun banyak yang tidak dapat digunakan perusahaan.
Keruwetan yang terus-menerus ini selalu memproduksi problema baru, bukan solusi. Kita mengharapkan hal ini tidak terjadi lagi pada masa yang akan datang. Karena itu, kita tidak boleh bosan bersuara, mengkritik, dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi keruwetan itu. Termasuk usulan-usulan menyangkut evaluasi atas efektivitas test penjenjangan kelas jabatan dan sistem penilaian dari setiap Kepala Unit Kerja yang dijadikan alat untuk mengukur kualitas karyawan di perusahaan ini.
Usulan paling mungkin adalah mendesak agar Manajemen meninjau kembali sistem yang ada sekarang untuk diganti dengan sistem passing grade. Alasannya, standar kelulusan yang ditentukan kurang kompetitif bila dibandingkan dengan sistem passing grade yang lebih fair dan tidak membawa akibat inefisiensi untuk biaya test konsultan.
Segala daya upaya memang harus dikerahkan untuk mendongkrak mutu karyawan. Alangkah baiknya manajemen "PT JAIM" menekankan pada pentingnya meningkatkan mutu karyawan dengan memperbaiki juga aspek sosial lainnya seperti contohnya dengan memperjuangkan adanya tunjangan yang realistis untuk meningkatkan mutu kesejahteraan karyawan di tingkat bawah.
Buruknya hasil test penjenjangan kelas jabatan itu merupakan cermin buruknya pengembangan SDM. Lebih jelasnya, kita tidak bisa menaikkan standar kelulusan , tanpa juga memperbaiki fasilitas pengembangan SDM dan mutu proses pengembangan SDM.
Suatu hal yang tidak mungkin, jika kita bisa menaikkan mutu karyawan , apalagi bersaing di tingkat regional, bila gaji karyawan jauh di bawah standar gaji karyawan perusahaan sejenis dibandingkan dengan Singapura atau Malaysia.
Tidak kalah penting, bagaimana kita bisa menaikkan mutu kelulusan penjenjangan kelas jabatan , bila semakin banyak karyawan yang hidup serba kekurangan. Kita patut mengapresiasi usulan - usulan yang realistis.
Tapi, jujur harus dikatakan, menaikkan standar kelulusan test penjenjangan kelas jabatan bukan semata menaikkan angka jumlah karyawan yang lulus. Di belakang angka itu juga terkait berbagai faktor sosial yang memang tertinggal bila dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura.
Dengan sebuah keputusan manajemen , bisa saja dapat dinaikkan jumlah karyawan yang lulus mengkuti test penjenjangan kelas jabatan. Tetapi, tanpa disertai pembenahan banyak hal oleh manajemen perusahaan, angka itu hanya akan bagus di atas kertas. Angka kelulusan tinggi di atas SK , tapi angka itu tidak mencerminkan kualitas karyawan yang sebenarnya. *****