APAKAH ANDA PEMIMPIN YANG AMANAH DAN ADIL ?
Written by Heri Susanto on Rabu, Februari 20, 2008Kekuasaan acapkali diidentikan dengan kemudahan memperoleh fasilitas, popularitas, harta, bahkan wanita. Akibatnya, banyak orang mengidamkannya. Persaingan dan perebutan untuk meraih posisi itu pun menjadi tak terelakkan. Tak sedikit yang menghalalkan segala cara, taktik, dan strategi untuk meraih kekuasaan. Karena berangkat dari persepsi demikian, tak aneh jika ketika kekuasaan berhasil digenggam, kepentingan dirinya menjadi prioritas utama untuk dipenuhi. Sementara kepentingan rakyat tak hanya terabaikan, tetapi seringkali harus dikorbankan manakala bertabrakan dengan kepentingan penguasa.
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (TQS. al-Nisaa' [4]: 58)
Ditengah maraknya berbagai pihak yang ingin merebut kursi Ketua umum DPP SKJM untuk periode 3 tahun mendatang, banyak diantara mereka yang sudah kasak – kusuk kesana kemari menggalang dukungan untuk dirinya. Ada yang telah menggagas dengan selebaran dan sms gelap dengan dalih untuk meyelamatkan organisasi SKJM dan perusahaan dari para pengurus DPP SKJM dan Para Direksi yang telah di nilai berkolaborasi mendzolimi para karyawan. Ada juga yang berpendapat bahwa perusahaan ini tidah butuh diselamatkan karena perusahaan ini dalam kondisi normal dan sedang bertumbuh ke arah yang lebih baik di era privatisasi.
Desas desus di sms dan selebaran gelap untuk mendiskreditkan kinerja SKJM dan manajemen yang di nilai rendah norma, untuk mengatasi semua persoalan itu dibutuhkan seorang pemimpin dengan dukungan segenap karyawan yang mendapat Hidayah dan Nur dari Allah Swt atau dalam bahasa arabnya RAIS yang amanah seperti Rasulullah yang bergelar Al-AMIN. Untuk mengatasi maraknya selebaran dan sms gelap tidak bisa dilakukan sendiri untuk itu dibutuhkan sokongan dari seluruh karyawan yang ingin melakukan perubahan secara alamiah dan elegan.
Tentunya kita semua menginginkan pemimpin yang berani menegakkan kebenaran yang sesungguhnya. Kita tidak menginginkan pemimpin yang tidak bertanggungjawab, apalagi yang sudah berupaya menebar fitnah dan perpecahan di antara para karyawan.
Perilaku buruk itu tidak perlu terjadi jika kekuasaan dipahami sebagai amanah yang harus ditunaikan. Sebagai amanah, kekuasaan itu kelak harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Berkaitan dengan hal ini, firman Allah swt. dalam QS. al-Nisa' [4]: 58 sangat relevan untuk ditelaah. Sekalipun ayat ini tidak spesifik ditujukan kepada penguasa, namun pemimpin memikul beban amanah lebih berat dari rakyat yang dipimpinnya.
Perilaku buruk itu tidak perlu terjadi jika kekuasaan dipahami sebagai amanah yang harus ditunaikan. Sebagai amanah, kekuasaan itu kelak harus dipertanggungjawabkan di akhirat. Berkaitan dengan hal ini, firman Allah swt. dalam QS. al-Nisa' [4]: 58 sangat relevan untuk ditelaah. Sekalipun ayat ini tidak spesifik ditujukan kepada penguasa, namun pemimpin memikul beban amanah lebih berat dari rakyat yang dipimpinnya.
Menumbuhkan Jiwa Profesionalisme
Jelaslah, kekuasaan tidak hanya dapat mengantarkan kesenangan dan kebahagiaan, namun sebaliknya juga dapat menggelincirkan seseorang kepada kesengsaraan dan penderitaan. Anda berminat jadi penguasa? Ukur dulu kemampuan Anda!
Bagaimana menumbuhkan jiwa profesionalisme sehingga setiap karyawan dengan mudah mengulurkan tangannya untuk berkarya dengan sebaik – baiknya di perusahaan ini. Ini adalah persoalan yang harus dijawab dengan segera, karena dengan sikap profesionalisme dari seluruh karyawan dipastikan perusahaan menjadi kuat, maju dan langgeng.
Banyak cara menumbuhkan jiwa profesionalisme , diantaranya yang pertama adalah menumbuhkan rasa cinta karyawan terhadap perusahaan, tidak boleh sedikitpun karyawan membenci organisasi SKJM dan Perusahan sekecil apapun, sebab yang dibenci karyawan adalah oknum yang menyimpang dari aturan. Oleh karena itu pihak – pihak yang berambisi untuk menjadi pengurus SKJM dan pihak – pihak yang juga berambisi menjadi manajer untuk menduduki jabatan strategis di perusahaan ini, harus menjaga citranya sebagai calon pemegang amanah dari karyawan yang dipimpinnya sekaligus amanah dari Tuhan. Jika belum bisa memegang amanah dari seluruh karyawan dan belum dapat memimpin orang banyak, maka pimpinlah dirimu sendiri.
Marilah kita berdo'a semoga Allah Swt meyelamatkan Organisasi SKJM dan perusahaan kita dari oknum karyawan yang senang menebar fitnah dan perpecahan dengan memberikan kita pemimpin yang amanah dan adil. Amien....