MENCERMATI MAKNA EFISIENSI DI BUMN
Written by Heri Susanto on Selasa, Agustus 05, 2008
Sudah satu bulan ini saya mencermati makna efisiensi dari salah satu BUMN terkemuka di negeri ini yang bergerak dalam industri jalan tol. Learning by doing, dengan mengamati apa yang dikatakan dan dilakukan oleh pemimpin divisi yang mempunyai integritas dan tanpa ada kesan menggurui merupakan pengalaman yang unik dan jarang saya alami.
Learning by doing bermula dari pemberian pinjaman buku yang berjudul 7 in 1 Strategy Toward Global Competitiveness karya Handito Hadi Joewono dan 12 Strategi Cina karya Wee Chou Hou, Lan Luh Luh. Buku yang luar biasa dengan gaya bahasa dan study kasus yang mudah di pahami, habis saya baca dalam seminggu. Makna yang saya dapatkan dari isi buku tersebut adalah pentingnya berpikir dan bertindak efisien. Secara tersirat saya berpikir bahwa pemimpin divisi di BUMN tersebut ingin mengatakan pentingnya efisiensi guna mempersiapkan diri bersaing dalam tataran global.
Apa yang dimaksud dengan efisiensi ?
Kata efisiensi berasal dari bahasa Inggris efficiency. Persamaan katanya adalah “leverage”. Kata leverage sendiri berasal dari bahasa Perancis kuno “lever” yang berarti “menjadikan lebih ringan”. Kenyataannya, memang makna kata ”menjadikan lebih ringan” inilah yang tercakup dalam kata efisiensi. Dengan menggunakan cara-cara tertentu, maka pekerjaan-pekerjaan yang sulit bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, tanpa mengeluarkan tenaga yang terlalu banyak. Itulah sebabnya mengapa dalam kata efisiensi terkandung makna ”menjadikan lebih ringan”
Sekarang coba anda bayangkan, betapa sulitnya kalau kita harus mengganti mesin mobil tanpa memanfaatkan efisiensi. Berapa laki-laki yang diperlukan untuk mengangkat mesin mobil anda ? Lima orang ? Sepuluh orang ? atau bahkan lebih banyak lagi ?
Sekarang, kalau anda ke bengkel mobil, maka kita akan melihat bahwa untuk melakukan hal yang sama, montir bisa mengerjakan dalam waktu yang singkat tanpa banyak mengeluarkan tenaga. Mula-mula montir akan menggantungkan katrol yang sudah diberi oli pada semacam tiang penyangga, tepat diatas mobil tersebut. Kemudian montir mengikat mesin mobil dengan rantai atau tambang yang sudah dihubungkan pada katrol tersebut. Kemudian, montir menghubungkan ujung tambang yang lain ke sebuah roda gila yang dijalankan oleh tenaga listrik. Kalau sudah begitu, cukup dengan menyentuh satu tombol saja mesin mobil akan terangkat dalam waktu beberapa detik saja.
Analogi inilah yang digunakan pemimpin divisi pada BUMN tersebut untuk menggambarkan arti kata dari efisiensi. Efisiensi untuk meningkatkan produktifitas dengan memaksimalkan waktu, tenaga dan uang.
Hanya ada tiga kata Think....Think...Think.
Pada suatu ketika saya bertanya kepada pemimpin Divisi tersebut, bagaimana cara mengimplementasikan efisiensi di berbagai proyek pembangunan dan pemeliharaan jalan tol ? Jawabannya hanya ada tiga kata Think....Think...Think....Jangan pernah berhenti berpikir.
Dengan lugas diceritakan bahwa memimpin proyek haruslah berpikir cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Sampai tulisan ini di buat, BUMN ini sedang mengerjakan proyek elevated pada jalan tol bandara Soekarno – Hatta. Proyek ini membutuhkan 11.000 titik tiang pancang yang saat ini harus dipasang pihak kontraktor seperti yang diberitakan oleh berbagai media cetak dan elektronik. Akibat permintaan yang besar dalam waktu singkat, membuat semua produsen tiang pancang kewalahan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan agar tidak sampai mengganggu pekerjaan mau tidak mau proyek harus mendatangkan tiang pancang dari seluruh penjuru negeri ini.
Namun, pemimpin divisi tidak terlalu mengkhawatirkan kurangnya pasokan tiang pacang tersebut. Kuncinya adalah berfikir, berfikir dan berfikir. Inovasi dimulai dari berfikir. Misalnya, jumlah tiang pancang dapat dikurangi apabila bangunan (struktur) atas diperingan. Pemberian stressing pada struktur atas atau lantai jembatan akan berdampak pada pengurangan jumlah tiang yang harus di pancang. Disinilah pentingnya berpikir value engineering dan mengambil keputusan yang efisien guna menciptakan nilai perusahaan karena proyek dimana pun tidak menghendaki perkembangan yang minus atau stagnan. Semuanya harus bergerak secara kolaborasi dan terpadu.*****