KAMPANYE PILPRES 2018 - 2019

Written by Heri Susanto on Kamis, Januari 03, 2019

MENGAMATI KAMPANYE PILPRES 2018 - 2019
ALA CITIZEN JOURNALISM DI SOSIAL MEDIA

Oleh : Heri Susanto

Mengamati untuk Memahami
Mengamati seseorang yang menulis “notes/catatannya” tentang "Kampanye Pilpres 2018 - 2019 ala Sosial Media “Sosmed" di Twitter, Facebook, Whatsapp, Blog dan lain – lain. Bisa jadi catatannya berisi tentang pujian untuk “Jagoannya” atau makian untuk “Lawannya”.Bagaimana ia menulis , bukan bagaimana kita pikir seharusnya ia menulis catatanya.  Bagi seorang pemula, anggaplah kita sebagai orang yang sedang berkenalan dengan seseorang yang berbahasa asing.Bagaimana kita mulai berkomunikasi dengan orang yang tidak berkomunikasi dalam bahasa kita ? 
Kita amati.....! 
Dan kita amati dengan kepala dingin......! 
Dan bukan menghakimi “Tulisannya tidak rasional”, 
“Seharusnya begini....!”,  “Seharusnya begitu....!”.
Perlahan-lahan, sebagian dari apa yang ingin disampaikannya akan kita pahami. Bagaimanapun cara kita memahaminya, tidak menjadi soal.

Menulis adalah Tanggung Jawab Intelektual
Meskipun demikian menulis adalah tanggung jawab intelektual.  Seorang bijak berkata, “ketika penulis melepaskan sebuah karya dan ketika karya itu dipublikasi maka penulisnya mati”, artinya seorang penulis harus siap karyanya dikritik, disukai juga dibenci.
Proses kritikisasi ini justru akan mematangkan cara kita menghadapi dan mengatasi segala bentuk tanggapan tanpa harus kehilangan prinsip dan ciri tulisan kita. Di sisi lain kritikus juga diharapkan menyampaikan kritikannya atau hal yang tidak disukainya dengan beretika dan santun. Ingatlah, dari inner  yang baik akan lahir kata - kata baik, tapi dari inner yang buruk akan selalu keluar kata -kata buruk.
Sebagai penulis pemula yang sedang belajar, pengalaman dikritik oleh berbagai kalangan dengan berbagai bentuk kritik mulai dari yang santun, membangun, serius, bercanda, tidak santun sampai yang sangat kasar pernah penulis alami. Pernah ada suatu masa dimana kritik - kritik kasar membuat penulis sangat down, tapi ternyata ini "proses pembentukan" paling mujarab.

Formula untuk Memahami
Kalau yang menyukai dan mengkritik secara membangun tulisan kita jauh lebih banyak dari pada yg tidak menyukai/mengritk kasar, “just ignore it or send him/her a message” tanyakan dimana kelemahan tulisan kita. Kritikus yang baik dan serius akan menjawab pertanyaan kita dengan memberikan penjelasan atau bahkan akan membuat “noted khusus” untuk itu dengan men'tag’ kita. Tapi apabila tak dijawab, berarti si kritikus punya masalah pribadi dengan kita atau dengan dirinya sendiri (iri, cemburu krn tulisan kita lebih bagus dll atau dia memang pengamat “jadi – jadian” yang memang hanya suka berkata pedas tanpa solusi, ini ciri orang yg kurang matang emosionalnya.
Bila orang yang sama masih saja melakukan hal yg sama sedangkan topik atau tema sudah berpindah dalam jangka waktu yg cukup panjang, asumsinya adalah ketika saran/pendapat tidak disampaikan dengan semestinya, maka dulu penyampainya mungkin "memakan" hal yang sama atau gagal mengolah dirinya utk belajar menghargai pendapat/karya orang lain. Ini merupakan pendapat yang tidak keliru dan sangat baik. Disisi lain, tatkala kita mulai menulis di Sosmed, apalagi mulai 'tag' orang lain untuk memberi komentar atas 'Catatan' kita, tentunya kita sudah tahu bahwa tulisan kita akan dicermati dan dihakimi selama tidak melanggar hukum, sah - sah saja. Dengan demikian siapa pun bisa belajar banyak, kita jadi tahu mana yang 'observant' dan mana yang 'judgemental'. Justru ini yang memberi 'warna' kan ? Justru inilah 'kebebasan berekspresi'. Bayangkan kalau semua berkepala dingin dan rasional,tidak ekspresif, betapa menjemukan sosmed ini.

Catatan di Sosial Media adalah Ruang Publik
Catatan di sosmed adalah ruang publik saat kita memilih "who can see this note" dengan "everyone, networks atau friends", bila memang tulisan kita tidak untuk ditujukan bagi semua orang ada piliha dimana note/catatan kita hanya bisa dibaca oleh beberapa orang saja. Citizen journalism sekarang merupakan salah satu alat “Kampanye Pilpres 2018 - 2019” yang sangat efektif dan justru digandrungi oleh (khususnya) penikmat situs jaringan sosial yang sebagian besar penggunanya berpendidikan menengah ke atas. Jadi adalah sangat mungkin tulisan dan pemikiran kita menuai berbagai opini. Bahkan penulis -  penulis besar ,baik yang masih hidup maupun hanya tinggal karyanya saja hingga kini masih menuai kritik pedas baik dari cara menulis dan pemikirannya. Jadi sebagai seorang penikmat tulisan di media Sosmed, penulis ingin membesarkan hati kita semua bahwa memang proses berkembang itu juga adalah proses menikmat "makanan" yg makin lama makin tak lunak.

Inilah dunia citizen journalism,  Disinilah kebebasan untuk berekspresi dan menyatakan pendapat sangatlah di hargai.****HS05258

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
 
Google
 

LINK