REKTOR "PABRIK SARJANA" DI COKOK KPK

Written by Heri Susanto on Selasa, Agustus 23, 2022

REKTOR "PABRIK SARJANA" DI COKOK KPK

Oleh : Heri Susanto/05258

"Pabrik Sarjana"

DI tengah krisis ekonomi sekalipun, ada pabrik yang tetap cemerlang, seakan tiada yang gulung tikar. Pabrik itu adalah "pabrik sarjana". Pabrik pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Disebut pabrik, karena memang telah sepenuhnya menjadi lahan bisnis, hampir tidak punya kaitan lagi dengan komitmen sosial, dengan idealisme mencerdaskan bangsa.

Sebagai urusan dagang, untuk Rektor Universitas Lampung berlaku prinsip ada mutu, ada harga. Dan semakin tinggi mutu, semakin mahal pula ongkos yang harus dibayar. Ini bisnis yang unik, Universitas negeri mempunyai image di masyarakat "lebih bermutu" dibandingkan swasta, fasilitas pendidikan dan dosen memadai, mahasiswa rela membayar lebih. 

Di Cokok KPK

Inilah pula bisnis yang nyaris tidak mengenal bangkrut. Rektor Universitas Lampung menjadikan hal ini lahan bisnis untuk memperkaya diri sendiri. Terbukti Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Rektor Universitas Lampung periode 2020-2024, Profesor, Dr Karomani (KRM) sebagai tersangka dalam operasi tangkap tangan dugaan korupsi pada penerimaan mahasiswa di Universitas Lampung tahun 2022. 

Fenomena

Pemerintah harus waspada, jangan-jangan ini bukan hanya terjadi di Univesitas Lampung tetapi terjadi pula di Universitas Negeri lainnya.

Fenomena yang terjadi di Universitas Lampung jangan sampai terjadi juga di universitas negeri lainnya. Tak ada pilihan, pemerintah harus berani mengambil langkah keras dan tegas. Jangan biarkan perguruan tinggi negeri, tumbuh sebagai pabrik sarjana yang rendah mutunya, dan menjadikannya semata ladang bisnis. Membiarkannya adalah sama dengan memelihara pembodohan masal dengan predikat sarjana yang dihasilkan dari "Pabrik Sarjana".

Bukan Jaminan Bebas Korupsi

Meskipun Rektor Universitas Lampung mempunyai sederet gelar kesarjanaan. Namun bukan jaminan bebas dari praktek korupsi. Gelar kesarjanaan adalah sebuah penanda kesempurnaan tingkat penguasaan dan kompetensi yang mumpuni atas sebuah disiplin keilmuan. Namun sayangnya, orientasi tersebut tampaknya telah mulai tergerus oleh pusaran zaman.  Titel atau gelar sarjana bukanlah sebuah jaminan kompetensi yang mumpuni, tetapi seringkali hanya tampak sebagai sederet huruf yang melekat pada nama seseorang sebagai sebuah simbol status yang formalistik tanpa kemampuan dan moral yang memadai.
****HS05258

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
 
Google
 

LINK