Mencermati Persiapan Kongres SKJM 2008
Written by Heri Susanto on Kamis, Februari 14, 2008Kongres yang tinggal 100 hari lagi harus semakin dicermati. Kesimpulan itu kita ambil setelah dalam minggu lalu kita ikuti perkembangannya. Beberapa contoh bisa kita kemukakan.
Perlunya membuat ketentuan tentang alokasi penentuan anggota yang berhak hadir di kongres dengan mekanisme perwakilan tersebut dipilih oleh anggota secara langsung. Jika diperlukan DPP SKJM juga harus mempersiapkan Surat Keputusan tentang Tata cara penjaringan perwakilan karyawan yang berhak hadir di kongres.
Pesannya jelas agar lebih efektif dan efisien mempersiapkan segala sarana, perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan organisasi yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan Kongres. Jangka waktu penyediaan surat suara dan kotak suara dinilai rawan mengingat tersebarnya tempat pemungutan suara, termasuk masing-masing DPC yang rawan komunikasi, akses, dan lalu lintasnya. Belum lagi diperhitungkan, kemungkinan dari salah kirim. Kotak suara adalah sarana Kongres amat vital. Ada sarana-sarana lain, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan organisasi.
Kelambatan dan masalah-masalah lain harus diperhatikan serius. Masuk akal diangkat sebagai bahan pembicaraan untuk kontrol, dan koreksi. Semuanya harus bertujuan dan disertai komitmen untuk membuat Kongres tepat waktu, lancar, aman, demokratis dan obyektif.
Tidak berlebihan, jika semakin dekat hari – H kongres, maka semakin gencar nuansa politisnya, kita harus saling mengingatkan untuk menjaga perlehatan kongres ini dengan suasana yang kondusif. Jangan anggap ringan dan juga terpancing adanga black campaign dari para bakal calon Kertua Umum dan Sekjen. Sudah sewajarnya kita simak dan cermati latar belakang dan kepentingan para kandidat yang masuk dalam bursa bakal calon Ketua Umum dan Sekjen.
Akhirnya, kita berharap pendaftaran calon utusan yang akan hadir di kongres dan pendaftaran para calon Ketua umum dan Sekjen berjalan sesuai jadwal. Dalam hal itu, kita sudah harus menetapkan ketentuan administrasi dan batas waktu pendaftaran.
Lewat Kongres, para karyawan pemilih rasanya wajib memilih para utusan yang akan hadir di Kongres, maupun kemudian memilih Ketua Umum dan Sekjen yang mau dan mampu meningkatkan kinerja SKJM. Kesadaran akan tantangan dan kesempatan itu semakin luas. Di antaranya tampak dari hadirnya karyawan muda yang semakin gigih dan aktif mengajak para karyawan pemilih agar tidak memilih calon-calon yang bermasalah.
Tidak kalah penting adalah bagaimana membuat kampanye itu meluas dan efektif sehingga tercapai sasarannya. Yakni dengan membuat mekanisme yang transparan, untuk memilih perwakilan yang akan hadir di kongres maupun mekanisme untuk memilih Calon Ketua Umum dan Sekjen. Sehingga kita, para karyawan pemilih, benar-benar menjatuhkan pilihannya secara tepat. Kita mengharapkan perwakilan yang hadir di kongres dan para calon Ketua umum dan Sekjen mempunyai sikap dasar dan orientasinya adalah menghayati kiprahnya di SKJM untuk pengabdian dan pelayanan bagi sebesar-besarnya untuk kepentingan para karyawan.
Sudah sepatutnya kita semua perlu lebih realistis dalam membuat Surat Keputusan Organisasi SKJM yang bermaterikan kampanye untuk para calon Ketua umum dan Sekjen. Surat keputusan yang mengatur hal ini harus tegas mengatur tentang tata cara kampanye. Jangan sampai terjadi panitia pemilihan pengurus SKJM diposisikan serba salah. Tidak menindak, salah karena kegiatan tertentu para kandidat calon Ketua umum dan Sekjen melakukan hal yang dilarang oleh Surat Keputusan Organisasi SKJM yang mengatur hal itu.
Sebaliknya, para calon Ketua umum dan Sekjen pun dilematis posisinya. Semakin dekat hari-hari Kongres, mau tidak mau, secara alami, bangkit dan maraklah naluri dan semangat tampil. Tampil dan kampanye tipis bedanya. Semakin tipis lagi ketika suasana umum menjelang kongres pada dasarnya adalah suasana kampanye.
Akhirnya kita tidak akan jemu-jemu untuk mengingatkan agar persiapan organisatoris dan teknis dalam perlehatan ini di kelola dengan baik. Para karyawan menginginkan dari seluruh para calon Ketua umum dan Sekjen untuk menggelar platform organisasi yang akan mereka pimpin secara komprehensif. Bagaimana pemahaman para kandidat Ketua umum dan Sekjen melihat kondisi kesejahteraan karyawan dan kinerja perusahaan kita dewasa ini dan masa yang akan datang. Apa kendala pokok dan strategis yang kita hadapi. Bagaimana, ke arah mana, cetak biru, rencana, dan jalan apa akan mereka tempuh untuk mengatasi persoalan dan tantangan itu.
Masuk akal alias logis, jika kita, para karyawan pemilih, juga ingin diberi tahu, mengapa para Calon Ketua umum dan Sekjen itu merasa sanggup menghadapi serta mengurai persoalan dan tantangan tersebut.
Terus terang kita mengkhawatirkan para calon Ketua Umum dan Sekjen tidak menyampaikan platformnya. Kita belum juga mendengar apa yang sebenarnya hendak dikerjakan calon Ketua umum dan Sekjen itu pada masa kepemimpinannya tiga tahun mendatang. Jangan sampai muncul semacam kecenderungan yakni membuat karyawan ibarat "membeli kucing dalam karung" .Seharusnya, semakin hari kita membangun demokrasi yang semakin baik di SKJM. Bukan sekadar ramai-ramai menganggap bahwa di Organisasi SKJM ini sepertinya ada demokrasi.*****