KONSEP EFISIENSI DENGAN IOT DAN COWORKING SPACE DI HOLDING JSMR
Written by Heri Susanto on Rabu, Agustus 17, 2022KONSEP EFISIENSI DENGAN IOT DAN COWORKING SPACE
DI HOLDING JASA MARGA
Oleh: Heri Susanto/5258
Internet of Things (IoT) jadi trend
Layanan ini babak awal menuju enterprise mobility. Manfaatnya, meningkatkan produktivitas, aksesibilitas, kecepatan, dan efisiensi biaya. Kebutuhan atau gaya hidup ?
Sebut namanya Heri. Malam itu ia duduk gelisah di sebuah warung pecel lele pinggir jalan. Tatapan matanya berpindah-pindah dari pintu masuk ke Smart Phone-nya. Segelas kopi panas tak mampu membuatnya tenang. Sambil menunggu rekannya, ia membaca e-mail yang membanjiri Smart Phone-nya.
Bagi Heri, bekerja tak harus di kantor. Sebagai manajer sebuah perusahaan jalan tol, ia sangat mobile. Pola kerjanya tak kenal waktu dan tempat. Kapan saja, di mana saja. Dalam seminggu ia datang ke kantor tidak sesuai jam kantornya. Sisanya keluyuran. Kalau tidak ke kantor pusat, ia biasanya bertandang ke kampus tempat ia menjadi dosen atau bertemu koleganya sesama akademisi.
Dengan aktivitas seperti itu, Heri pantas disemati sebutan mobile warrior— manajer yang bekerja tanpa tergantung tempat dan waktu, dan mampu mengakses informasi perusahaan terkini untuk mengambil keputusan seketika. Jadi, bagi manager seperti Heri, likuiditas akses informasi perusahaan secara bergerak amatlah penting.
Akses informasi bagi Heri kini bukan persoalan. Melalui layanan IoT, ia bisa mengakses seluruh data perusahaan melalui smart phone. Seluruh aktivitas kerjanya praktis dilakukan via e-mail. Misalnya, untuk mendapat data, menganalisis, mengontrol proyek, mengirim laporan, sampai membuat keputusan strategis, termasuk mengontrol kinerja seluruh unit yang menjadi tanggungjawabnya.
Mobile Warrior Jadi Tren
Sejumlah perusahaan besar mulai mencobanya melalui pengembangan konsep IoT.
IoT adalah aplikasi yang punya dukungan Teknologi Informasi andal, yang memungkinkan sumber dayanya bekerja tanpa tergantung pada tempat dan waktu. Konsep ini, selain meningkatkan produktivitas dan efektivitas, sekaligus juga menciptakan fleksibilitas.
Pengembangan IoT menuntut sentralisasi perangkat komunikasi untuk karyawannya dengan sistem big data perusahaan. Lalu, dengan membuat corporate mobile applications, wireless push e-mail, dan personal information management (PIM), informasi perusahaan didesain untuk dapat diakses secara remote melalui jaringan General Packet Radio Services (GPRS), 3 G, 4 G dan 5 G.
Solusi akses bergerak ini ke depan menjadi best practice bagi perusahaan yang memiliki mobile workers. Konsep ini dipercaya dapat mengurangi biaya di Holding PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Adanya fasilitas teknologi bergerak memungkinkan seluruh sumber daya berkolaborasi dan saling memasok informasi terkini. Kolaborasi ini diharapkan meningkatkan produktivitas secara kolektif.
Mengenal IoT
Bersumber dari Wikipedia, Pengertian Internet of Things adalah Internet untuk Segala (-nya) (bahasa Inggris: Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan, sistem pengendalian lalulintas jalan raya, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.
Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis Internet.
Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.
Apa itu Coworking Space (Ruang Bersama) ?
Pengertian coworking space (ruang bersama) adalah sebuah tempat dimana para individu-individu yang memiliki latar belakang pekerjaan ataupun bisnis bekerja dalam sebuah tempat. Asal dari definisi coworking space itu sendiri adalah berasal dari kata ‘coworking‘ yang bisa diartikan kerja sama atau berkolaborasi.
Karena desain coworking space yang mengusung konsep open space atau transparency, membuat setiap individu di dalam coworking space dapat lebih aktif berinteraksi. Sebuah coworking space juga biasanya memiliki suasana yang mendukung semangat & produktifitas kerja. Semua unicorn startup adalah pengguna working space karena membutuhkan tempat yang pas & tepat untuk berkordinasi bersama tim yang biasanya beranggotakan masih sedikit.
Coworking space tidak hanya untuk para startup founder saja. Tetapi coworking space bisa & tepat juga untuk seseorang yang memiliki bisnis digital secara individu hingga para freelancer profesional yang membutuhkan tempat untuk bekerja diluar rumah namun tidak ‘serasa’ kantor.
Konsep Coworking Space di Holding JSMR
Dampak dari covid 19 di Holding JSMR akan berdampak pada cara bekerja para karyawannya.
Orang berubah ketika vmereka dalam 3 (tiga) tahapan yaitu :
”Cukup sakit sehingga harus berubah”,
”Cukup belajar sehingga ingin berubah”,
”Cukup menerima sehingga mereka bisa berubah”.
Coworking Space dengan menggunakan Internet of Things (IoT) adalah solusinya. Hal ini akan membentuk komunitas mitra kerja antar departemen dan bukan dalam konteks organisasi dengan definisi lama yang terkesan kaku. Dalam bahasa manajemannya Community working together to create value for other people Secara cepat para karyawan JSMR harus mampu beradaptasi dan menghasilkan inovasi produk artificial intelligence.
Konsep inilah yang mendisturb cara bekerja di era pasca wabah Covid 19.
Terbukti saat ini Internet of Things (IoT) yang sudah lama dicanangkan di JSMR oleh Pemimpin Visioner Bapak Alex Denni dan ditumbuhkembangkan oleh Bapak Bagus Cahya Arinta menjadi suatu keharusan.
Organisasi Terbuka
Betapapun canggihnya teknologi, semuanya harus kembali pada kebutuhan perusahaan. Kalau para eksekutifnya kerap melakukan perjalanan, layanan ini akan sangat membantu. Perusahaan bisa terus berjalan meski para eksekutifnya tidak berada di kantor.
Lazimnya, organisasi yang maju pesat adalah yang berani memanfaatkan teknologi. Kalau pendayagunaan teknologinya cukup kuat, biasanya mereka memiliki daya saing yang baik. Lalu, organisasi bisnis semacam ini biasanya lebih terbuka, tidak terlalu birokratis. “Organisasi yang birokratis biasanya lamban mengadaptasi teknologi”.**HS5258
Semoga Harapan Dapat Menjadi Kenyataan
Semangat Indonesia Maju
Jasa Marga Connecting Indonesia