KONSEP STRATEGI MENJAGA STABILITAS KEUANGAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK
Written by Heri Susanto on Rabu, Agustus 17, 2022KONSEP STRATEGI MENJAGA STABILITAS KEUANGAN
PT JASA MARGA (PERSERO) TBK
PERIODE TAHUN 2022 -
2024
Oleh : Heri Susanto/05258
JSMR Sebagai Agent Of
Development
PT. Jasa Marga (Persero) TBK (JSMR) kini menghadapi
lingkungan bisnis yang berbeda. Lingkungan bisnis ini tidak hanya dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi di dalam negeri mau pun luar negeri tetapi juga oleh
kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah terkait pengelolaan JSMR saat ini,
sedikit banyak memiliki perbedaan dengan sebelumnya. Meski berbeda, namun
tujuannya masih sama yaitu memaksimalkan kontribusi JSMR sebagai agent of
development. Tentunya, agar mampu memberikan kontribusi maksimal, JSMR harus
memiliki bisnis bagus serta didukung dengan kondisi keuangan yang sehat.
Multiplier Effect
Perbedaan pendekatan dalam kebijakan pengelolaan JSMR ini
terjadi karena kebijakan ekonomi secara keseluruhan juga berbeda.
Konsekuensinya, pengelolaan JSMR pun ikut menyesuaikan. Penulis mengamati,
selama lima tahun terakhir, JSMR lebih banyak diperankan sebagai instrumen
kunci untuk mensukseskan berbagai proyek prioritas Pemerintah, di bidang
infrastruktur jalan tol. Secara ekonomi, keberadaan infrastruktur jalan tol
tersebut telah memberikan manfaat multiplier effect pertumbuhan ekonomi bangsa
Indonesia.
Level Komersialisasi
JSMR
Misi sebagai agent of development telah dijalankan JSMR
(mission accomplished).Di sisi lain, kapasitas JSMR saat ini sesungguhnya
terbatas. Karenanya, kebijakan pengelolaan JSMR pun diarahkan untuk
meningkatkan kapasitas agar JSMR mampu menjalankan misi tersebut. Sedangkan
secara keuangan industri jalan tol memang membutuhkan waktu agar level
komersialisasinya sesuai harapan, dimana hasil investasi dan pengoperasian
jalan tol dapat melebihi biaya pinjaman.
Konsep Meningkatkan
Leverage JSMR
Salah satu strateginya adalah menjadikan ukuran (size) JSMR lebih besar. Tujuannya, untuk meningkatkan leverage JSMR. Leverage adalah suatu teknik keuangan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan investasi perusahaan dengan melibatkan dana utang (external funds) yang lebih besar dibanding penambahan modal sendiri. Harapannya, investasi yang dibiayai dari utang ini akan menghasilkan laba bersih yang melebihi biaya pinjaman. Sehingga, JSMR mampu membayar cicilan dan bunga utang serta masih memperoleh tambahan cash flow.
Sasaran Menggunakan
Teknik Leverage
Melalui teknik Leverage ini, setidaknya terdapat dua sasaran
yang dapat dicapai oleh JSMR.
Pertama,
Misi pembangunan secara ekonomi tercapai. Banyak proyek
strategis jalan tol pemerintah yang dapat dibangun meski dengan sumber dana
internal (internal funds) JSMR yang terbatas.
Kedua,
Kapasitas bisnis JSMR meningkat dan sumber pendapatan
(revenue) dalam jangka panjang juga akan meningkat. Tentu dengan catatan,
proyek pembangunan jalan tol yang dibiayai tersebut tidak mengalami kegagalan
(default).
Kebijakan Makro
Dalam tataran kebijakan makro, peningkatan leverage antara
lain dilakukan dengan mendirikan JSMR holding. Pembentukan JSMR holding ini telah dilakukan Kementerian BUMN.
Tujuannya, memperbesar size aset JSMR. “Size is matter”. “Ukuran itu
menentukan”. Dengan size yang besar, leverage meningkat sehingga kemampuan
memperoleh pendanaan dari utang meningkat.
Selain memperbesar size aset, pembentukan holding juga untuk memperkuat
sinergi anak perusahaan JSMR.
Kebijakan Mikro
Sementara itu, dalam tataran mikro, setidaknya ada empat
cara yang dapat dilakukan.
Pertama,
Mengusulkan kepada Pemerintah dan DPR memberlakukan Public
Service Obligation (PSO) pada ruas Jalan Tol yang dibangun untuk mendukung
proyek strategis nasional. Contohnya mengusulkan PSO untuk Ruas Manado - Bitung
yang dibangun untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia bagian
timur.
Kedua,
Melakukan Corporate Action berupa :
A : Divestasi
Ruas Tol Jasa Marga
B : Spin Off
dan IPO Ruas Koridor Jalan tol trans jawa milik Jasa Marga.
Ketiga,
JSMR perlu memiliki kecukupan likuiditas dalam rangka menjaga kemampuannya memenuhi kewajiban jangka pendek. JSMR memiliki piutang pendapatan tol sistem e toll card kepada HIMBARA. Percepatan pembayaran piutang ini akan membantu cash flow JSMR.
Keempat,
Melakukan penilaian kembali (revaluasi) aset, karena aset
yang tercatat di buku perusahaan belum mencerminkan nilai yang wajar.
Contohnya, revaluasi aset ruas jalan tol yang telah melakukan peningkatan
kapasitas jalan tol.
Proyeksi Nilai Tambah
JSMR
Periode 2022 s.d 2024, JSMR harus melakukan kombinasi ke
empat teknik ini.
Pertama , Proyeksi nilai ASSET JSMR meningkat +/- 110,93 % dari Rp 98.86 triliun pada 2022 menjadi +/- Rp 208,53 triliun pada 2024.
Kedua, Proyeksi nilai EKUITAS JSMR meningkat +/- 184,46 % dari Rp 20,92 triliun pada 2022 menjadi +/- Rp 59,51 triliun pada 2024.
Ketiga, Proyeksi nilai LIABILITAS JSMR meningkat +/- 75,86 % dari Rp 73,16 triliun pada 2022 menjadi +/- Rp 149,02 triliun pada 2024.
Di tahun 2022, total ASSET Rp 98.86 triliun menempatkan JSMR
sebagai BUMN Jalan Tol dengan asset
terbesar di negeri ini.
Fokus JSMR
Meskipun pembangunan infrastruktur jalan tol masih
berlanjut, namun JSMR seharusnya fokus pula ke pengembangan inovasi, daya
saing, dan sumber daya manusia. Dapat diperkirakan, tensi percepatan
infrastruktur jalan tol ke depan akan semakin berkembang bukan hanya untuk
wilayah Indonesia namun juga ke tataran regional ASEAN. Bagi JSMR, pengembangan
fokus ini sebenarnya menjadi “pemicu". Pada periode ini, JSMR memiliki
ruang untuk melakukan ekspansi di sisi keuangannya. Sekaligus ruang bagi JSMR
untuk mempercepat komersialisasi jalan tol yang telah dibangunnya.
Target Konsolidasi
JSMR s.d 2024
Konsolidasi diharapkan terealisasi agar pada tahun 2024, JSMR
mampu menangkap peluang bisnis dan tetap siap mengemban misi sebagai agent of
development dalam skala yang lebih besar. Ekspansi bisnis jalan tol JSMR di
seluruh wilayah Indonesia dan di tataran regional ASEAN.*
Semangat Indonesia Maju
Jasa Marga Connecting Indonesia