UPAYA MEMBANGUN DEMOKRASI DAN BUDAYA AKHLAK

Written by Heri Susanto on Rabu, Agustus 17, 2022

UPAYA MEMBANGUN DEMOKRASI DAN BUDAYA AKHLAK 
DI HOLDING   PT JASA MARGA (PERSERO) TBK

Oleh : Heri Susanto/05258

Tentang Sinyalemen Inefisiensi Karyawan

Penulis pikir karyawan di Holding PT. Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) adalah korban dari suatu citra inefisiensi yang belum tentu tepat sasaran. Penulis, suka membela bila dikatakan karyawan tidak efisien. Itu tergantung person dan pimpinan unit kerjanya. Kalau di swasta, bila kinerjanya turun, ia akan sanksi atau diberi tindakan lain. Kalau di (lingkungan) kita kan belum ada model “reward and punishment” yang konsisten seperti itu

Sistem Remunerasi

Sejak formasi Direksi JSMR ditetapkan oleh Menteri BUMN Bapak Erick Thohir,  5 (lima) berasal dari internal JSMR yaitu Direktur Utama Bapak Subakti Syukur, Direktur Bisnis Bapak Reza Febriano, Direktur Pengembangan Usaha Bapak M Agus Setiawan, Direktur Operasi Ibu Fitri Wiyanti , Direktur Human Capital dan Transformasi Bapak Bagus Cahya Arinta dan 1 (satu) dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yaitu Direktur Keuangan dan Manajeman Resiko Bapak Ade Wahyu. Sistem Remunerasi dan Jasa Produksi sangat terasa ada perubahan ketingkat kesejahteraan yang lebih baik, seharusnya ini menjadi pemicu agar kita lebih profesional. 

Walaupun demikian sebaiknya sistem imbalan reward and punishment harus di kaji kembali dan dikaitkan dengan kinerja yang berdampak langsung terhadap kemajuan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Ini harus didukung political will yang baik dari seluruh karyawan. 

Penulis rasa kita juga harus punya semacam labor union yang semakin solid dan kuat di masa depan untuk mendukung kinerja perusahaan.  

Jangan sampai terjadi di masa depan kita mempunyai “Serikat Karyawan” yang sangat politis dan terkesan dipaksakan. Harus ada forum dimana persoalan karyawan itu harus dibahas dan ketidakpuasan harus dinyatakan, harus ada media di luar kedinasan.

Tentang Kontribusi Utama Karyawan di Perusahaan

Menurut penulis ada tiga hal pokok kontribusi karyawan dalam perusahaan, yaitu :

1. Memberikan kestabilan kinerja perusahaan dan kinerja organisasi Serikat Karyawan Jasa Marga (SKJM).

2. Menjalankan policy Top Manajemen dan policy Ketua DPP/DPC SKJM.

3. Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada masyarakat dengan pelayanan yang baik

Saat ini sayangnya belum optimal karena masih ada anggapan bahwa karyawan yang baik bukan yang kreatif, tapi yang loyal. 

Kalau disinggung tentang adanya inefisiensi maka itu bukan hanya ada di Holding JSMR. Di sebagian perusahaan swasta mana pun ada. 

Sebagian besar karyawan di Holding JSMR orangnya baik-baik. Motivasi mereka jadi karyawan di Holding JSMR karena mengharapkan job security dan mengharapkan kestabilan. Kata kuncinya Integritas dan disiplin dan secara umum, penulis lihat tidak kurang. Kalaupun ada kekeliruan maka itu adalah sikap tidak kreatif dan tidak imaginatif. Tapi bukan suatu dosa bila karyawan tidak bisa seperti itu, yang harus kreatif dan inisiatif adalah orang yang berada di ujung depan perubahan di Holding JSMR.

Tentang Budaya AKHLAK dan Kesiapan Karyawan

Sejak kepemimpinan Menteri BUMN Bapak Erick Thohir, seluruh BUMN mempunyai Kredo AKHLAK, yang terdiri dari : Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

Penerapan Budaya AKHLAK di Holding JSMR bukan seperti ujian, ada yang lulus dan tidak lulus. Mungkin seperti ujian ada nilai sembilan atau delapan dan Budaya AKHLAK bukanlah suatu perubahan tajam, yang penting peranannya yaitu sikap dan perilaku kita.

Tidak perlu persiapan khusus untuk menyambut Budaya AKHLAK. Mulailah dari diri sendiri, dalam lingkungan sendiri. Terapkanlah demokrasi dan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/ GCG)...! Jangan budayakan Asal Boss Senang (ABS)..! Dan berekspresilah secara bebas. 

Kalau ada karyawan yang bicara benar, dukung dong..! Kalau Top Manajeman dan Ketua DPP/ DPC SKJM bicara bagus , dukung,.! Jangan diam saja. 

Ciptakan suasana kalau ada karyawan yang berada dalam posisi untuk mengubah harus didukung, nanti banyak karyawan yang akan tampil ke depan untuk mengubah keadaan. Sehingga kehidupan kita jadi lebih baik makanya harus ada perubahan atau transformasi, minimal perubahan secara alami. 

Nanti akan muncul karyawan-karyawan yang menjadi pelopor perubahan atau transformasi. Karena di perusahaan kita ini orang masih mau dengar pendapat orang lain, asal sering-sering diingatkan. Yang payah adalah yang tak bisa dan tak mau diingatkan. 

Jadinya kekuasaan dapat merusak orang. “Power tends to corrupt”. Itu benar.

Tentang Demokrasi dan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/ GCG)

Demokrasi artinya memberikan kesempatan semua orang untuk maju tanpa menghiraukan perbedaan ras, kelamin, koneksi dll. 

Demokrasi sebagai kepemimpinan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas.

Demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui proses panjang dan sering berliku-liku. 

Demokrasi adalah pelembagaan dari kebebasan, yang terdiri dari atas: Kedaulatan rakyat, Kepemimpinan berdasarkan persetujuan dari yang dipimpin, Kekuasaan mayoritas, Hak-hak minoritas, Jaminan hak-hak asasi manusia, Pemilihan yang bebas dan jujur, Persamaan didepan hukum, Pembatasan kepemimpinan berdasarkan aturan (konstitusional), Pluralisme sosial,ekonomi dan politik, Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat. Ini yang perlu ada dalam kultur politik di perusahaan.

Sebetulnya kultur politik di perusahaan kita sudah maju di tingkat bawah dan menengah, tapi harus diteruskan oleh lapisan atas. Suatu saat penulis percaya akan terealisasi juga. 

Buktinya..? Sekarang banyak karyawan dan kalangan Pengurus SKJM punya keberpihakan yang besar pada transformasi bisnis korporat dan lapisan karyawan ditingkat bawah. 

Penulis melihat ada kesadaran politis yang besar. Ada sense of democracy yang besar, ada kesadaran yang tinggi untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/ GCG), ada semangat penerapan Budaya AKHLAK, tinggal menunggu waktu saja agar organisasi SKJM lebih berani untuk mempraktekannya.

Penulis memang concern dengan demokrasi dan GCG. Dulu ada petinggi di perusahaan ini yang pernah bertanya, apakah tujuan suatu perusahaan hanya demokrasi dan GCG ? Bukankah kita juga perlu makan, kerja dll ? Demokrasi dan GCG belakangan saja, kalau yang lain sudah terpenuhi, itu katanya. 

Penulis akui itu benar, tujuan kita bukan hanya demokrasi dan GCG. Tapi penulis percaya itu semua dapat dicapai melalui demokrasi dan GCG dan bahkan akan lebih bagus pencapaiannya. Demokrasi dan GCG itu tolok ukur yang paling obyektif dan kita sudah siap untuk itu

Tentang Hak Asasi Manusia

Konsep Hak Asasi Manusia (HAM), dalam rumusan penulis adalah berintikan hak-hak alamiah yang tidak dapat dicabut karena HAM adalah karunia dari Allah Swt. Hak-hak tersebut tidak hancur ketika komunitas karyawan diciptakan, baik komunitas karyawan maupun Top Manajemen dan Ketua Serikat Karyawan tidak dapat mencabutnya. 

Hak-hak tersebut meliputi kebebasan berbicara dan berpendapat, kebebasan beragama dan berkeyakinan, kebebasan berserikat, hak untuk mendapat perlindungan yang sama di depan hukum, hak atas proses sewajarnya dan pengadilan yang jujur. Hak-hak tersebut sama sekali bukan daftar lengkap hak-hak yang dinikmati karyawan dalam perusahaan yang demokratis, tetapi setidaknya sudah mencakup hak-hak inti yang harus dijunjung tinggi oleh perusahaan yang demokratis.

Perspektif penulis untuk Holding JSMR dan SKJM dalam kinerja kedepannya yaitu bukan hanya Pengurus SKJM dan Top Manajemen terkait lainnya yang terlibat, namun harus dilihat bahwa jalannya kinerja Holding JSMR dan SKJM juga akan melibatkan karyawan yang semakin kritis dan berpikiran maju.

Hal yang tidak boleh dilupakan oleh Pengurus SKJM dan Top Manajemen Holding PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai perusahaan publik adalah hak warga negara (Citizen Rights), pengaturan hak warga negara terhadap layanan publik adalah tidak terbatas pada hak substantif seperti hak atas akses informasi dan hak untuk diperlakukan secara adil dan tidak diskriminatif, tetapi juga hak prosedural seperti hak-hak gugat warga negara (Citizen Lawsuit), Legal standing dan Class action, sehingga tidak terbuka peluang umum bagi karyawan dan masyarakat yang tidak dilayani dengan manusiawi untuk melakukan langkah hukum meminta pertanggung jawaban hukum kepada Pengurus SKJM dan Manajemen Holding PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

Tentang Idealisme

Idealisme itu istilah yang sangat rancu dan tidak operasional, tidak usah bicara idealisme kecuali untuk diri sendiri. 

Hubungan Kerja dan Hubungan Industrial yang harus ditekankan adalah profesionalisme, karena lebih fair, lebih realistis dan sustainable. 

Saran penulis, harus optimis dan jadilah karyawan yang baik untuk masa depan, jangan pakai standar masa lalu. 

Kerjalah untuk kita sendiri, jangan pakai slogan kerja untuk Holding PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 

Karena kalau kita kerja, semakin berdaya guna dan makin profesional, Holding PT Jasa Marga (Persero) Tbk juga akan maju.

Jadilah profesional yang baik. Jadilah karyawan Holding PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang profesional. 

Kita boleh saja dengar Top Manajemen bicara, tapi juga boleh dengar pernyataan dan instruksi dari Presiden Joko Widodo  Menteri BUMN Bapak Erick Thohir dan para Menteri lainnya dari Kabinet Indonesia Maju serta para akademisi dan pakar di media masa cetak dan elektronik. Karena itu, perbesarlah jendela input, yang akan dijadikan nilai-nilai untuk kita kembangkan sendiri dalam “UPAYA MEMBANGUN DEMOKRASI DAN BUDAYA AKHLAK DI HOLDING PT JASA MARGA (PERSERO) TBK".

Semoga Harapan Dapat Menjadi Kenyataan****HS05258

Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

Semangat Indonesia Maju

Jasa Marga Connecting Indonesia

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
 
Google
 

LINK